Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Magelang mengadakan simulasi pemungutan dan penghitungan suara di Balkondes Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang pada Rabu (27/12/2023). Tujuan utama dari simulasi ini adalah mempersiapkan dan menguji pelaksanaan tahapan Pemungutan dan Penghitungan Suara dalam Pemilu 2024.
Komisioner KPU Kabupaten Magelang, Wardoyo, menjelaskan bahwa simulasi ini dilaksanakan secara “Real” atau sesuai dengan kondisi sebenarnya, mirip dengan Pemilu 2024 yang akan datang. Selain untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat, simulasi ini juga ditujukan kepada penyelenggara Pemilu di tingkat Desa dan Kecamatan, agar dapat menjadi acuan dalam pemungutan dan penghitungan suara sesuai Peraturan KPU (PKPU).
Wardoyo menekankan bahwa simulasi ini dilakukan dengan serius agar dapat menjadi panduan bagi Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) saat Pemilu nanti.
“Selain itu, simulasi ini berfungsi sebagai uji coba praktek kesiapan mereka sesuai dengan regulasi PKPU Nomor 26 tentang penghitungan dan pemungutan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan rekapnya,” ujar Wardoyo dalam sela-sela kegiatan tersebut.
Simulasi ini juga merupakan bentuk sosialisasi kepada publik mengenai tahapan yang mendekati Pemilu 2024. Sebanyak 252 pemilih real terlibat dalam simulasi ini, diharapkan dapat menjadi pemilih aktif setelah menyaksikan proses pemungutan suara.
Menurut Wardoyo, KPU Kabupaten Magelang saat ini belum mencapai tahapan rekrutmen KPPS, sehingga peran dalam simulasi ini dijalankan oleh PPS di Kecamatan Borobudur. Mereka berperan sebagai Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) saksi, pemantau, sedangkan pengawas adalah personil dari pengawas Desa setempat.
Wardoyo menambahkan bahwa melalui simulasi ini, diharapkan masyarakat dapat mengetahui ukuran surat suara yang sebenarnya, bukan hanya berdasarkan spesimen. Meskipun pesertanya tidak menggunakan gambar buah yang sesuai, dan untuk Pilpres dua Paslon, DPD 27 gambar yang aslinya ada 11 gambar. Keseluruhan proses ini dianggap sebagai evaluasi bagi penyelenggara, termasuk luas bilik, lebar kertas suara, dan aspek lainnya.
“Dengan simulasi ini, masyarakat diharapkan dapat mengenali jenis surat suara dan memahami kesulitannya,” pungkas Wardoyo.