Media digital telah membuka akses yang luas untuk mendapatkan informasi melalui berbagai platform media sosial. Namun, perlu diperhatikan bahwa teknologi ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental jika tidak digunakan dengan bijak.
Psikolog dari Klinik LightHOUSE Indonesia, Naomi Ernawati Lestari, M.Psi, menekankan pentingnya mengelola dan menyaring konten yang aman untuk dikonsumsi sebagai bentuk saling menjaga kesehatan mental di antara pengguna platform digital.
Menurutnya, jumlah konten yang terus bermunculan di platform digital dapat menjadi beban, terutama jika kondisi mental tidak siap untuk mengolah informasi tersebut. Dalam persiapan menghadapi perhelatan pesta demokrasi tahun depan, Naomi menyoroti bahwa banyak narasi dan informasi yang belum tentu teruji kebenarannya.
“Pastikan kondisi mental kita berada dalam keadaan baik sebelum mengolah maupun menyebarkan informasi yang kita terima,” ungkap Naomi.
Sania Leonardo, seorang kreator TikTok, juga memberikan pandangan dalam diskusi tersebut. Menurutnya, selain bijak dalam membuat konten, bijak dalam berkomentar juga merupakan aspek penting dalam saling menjaga.
“Komentar yang kita tinggalkan di unggahan orang lain dapat memiliki pengaruh besar, tidak hanya pada kondisi mental mereka, tetapi juga aspek-aspek lain dalam kehidupan seperti karier. Mari bijak menggunakan media sosial dan saling jaga dari bahaya misinformasi,” ucapnya.
TikTok, sebagai platform distribusi video, terus mendukung inisiatif #SalingJaga untuk melindungi integritas pemilu dan melawan misinformasi. Mereka meluncurkan panduan kreatif sebagai edukasi untuk mengajak pengguna dan masyarakat umum agar saling menjaga dari bahaya misinformasi di platform digital.
Dengan serangkaian inisiatif ini, TikTok berharap dapat mengingatkan masyarakat untuk tetap bijak dalam berinteraksi di media sosial, khususnya menjelang Pesta Demokrasi pada tahun 2024.