Kepulan asap yang diduga berasal dari kebakaran hutan di lereng Gunung Sumbing, Kabupaten Magelang, terpantau pada Rabu (16/10/2024). Petugas langsung bergerak ke lokasi untuk melakukan penyisiran dan mengevakuasi pendaki yang berada di sekitar area tersebut.
Lilik Setyawan, pengelola Basecamp Dusun Butuh, Desa Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, mengonfirmasi bahwa asap mulai terlihat sekitar pukul 11.00 WIB.
“Satu titik asap terlihat jelas di lereng bawah jurang Gunung Sumbing, tepatnya di sisi selatan yang masuk wilayah Kabupaten Magelang,” ungkap Lilik saat dihubungi.
Lilik menjelaskan bahwa saat asap terpantau, cuaca di sekitar Gunung Sumbing dalam kondisi cerah, dengan angin berhembus perlahan ke arah barat laut. Kepulan asap berwarna putih dapat dengan mudah dilihat dari area pemukiman dan tiga basecamp pendakian.
“Meskipun hujan turun seminggu sekali, cuaca ekstrem yang panas menyebabkan tanah cepat kering hanya sehari setelah hujan,” tambah Lilik.
Ia juga menyatakan bahwa upaya pemadaman sudah mulai dilakukan. Sekitar 15 personil gabungan dari Basecamp Mangli, Adipuro, dan Butuh telah dikerahkan untuk melakukan penyisiran dan pemadaman di lokasi kebakaran.
Sementara itu, terdapat tujuh pendaki yang masih dilaporkan berada di puncak Gunung Sumbing. Mereka memulai pendakian dari Basecamp Butuh. Dari Basecamp Adipuro, dua pendaki sudah turun, sedangkan dari Basecamp Mangli tidak ada pendaki yang terdaftar.
“Kami terus memantau situasi dan menunggu informasi lebih lanjut dari para pendaki. Saat ini kami siaga penuh,” tegas Lilik.
Terkait penyebab kebakaran, Lilik memperkirakan api kemungkinan besar berasal dari aktivitas pendaki atau warga sekitar. Menurutnya, kebakaran akibat faktor alam seperti gesekan ranting pohon akibat kemarau jarang terjadi.
“Penyebab kebakaran hutan di Gunung Sumbing hampir selalu berkaitan dengan aktivitas manusia, meski belum bisa dipastikan apakah disengaja atau tidak. Tahun lalu, misalnya, kebakaran disebabkan oleh sumbu balon tradisional,” pungkas Lilik.