Magelang, 3 Januari 2024 – Kapulaga, rempah dengan aroma khas bermanfaat bagi kesehatan dan makanan, meraih ketenaran di Kabupaten Magelang, khususnya di lereng Gunung Sumbing, Merapi Merbabu, dan perbukitan Menoreh. Selain populer di Indonesia, kapulaga asal Magelang juga menjadi salah satu rempah ekspor andalan Kementerian Perdagangan.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang, Ade Sri Kuncoro Kusumaningtyas, menyatakan bahwa kapulaga dan jahe merupakan rempah paling banyak ditanam oleh petani setempat. Tanaman jahe tersebar di 12 Kecamatan, dengan produksi terbanyak di Salaman, Tempuran, dan Grabag.
Ade menjelaskan, pada tahun 2023, luas tanaman jahe mencapai 775.2 hektar dengan total produksi 1.721 ton. Sementara itu, kapulaga menjadi idola petani di 10 Kecamatan, dengan Kecamatan Grabag menjadi yang terbanyak ditanami, mencapai luas 192 hektar dan produksi 10.73 ton.
Kapulaga memiliki peran penting dalam sejarah perdagangan rempah kuno di Indonesia. Saat ini, kapulaga asal Magelang diminati oleh investor dan eksportir, terutama oleh Packing House Kapulaga Jaya Mandiri yang rutin mengirim ekspor ke Cina.
Dalam upaya mendukung produksi kapulaga, Dinas Pertanian Kabupaten Magelang mendorong petani untuk memperluas tanaman. Sekretaris Dinas tersebut berharap keberadaan Packing House dapat meningkatkan minat petani dan menciptakan stabilitas harga.
Kuntoro, pemilik usaha Kapulogo Jaya Mandiri, menyatakan bahwa ekspor kapulaga mereka ke Cina mencapai 130-145 kontainer setiap tahunnya. Harga kapulaga fluktuatif, tetapi kebutuhan eksport, terutama untuk bahan farmasi, sangat besar.
Untuk memenuhi permintaan, Kuntoro menggalang kelompok tani dan melakukan sosialisasi di berbagai daerah. Ia menganggap keunggulan tanaman kapulaga adalah jaminan harga jual yang luar biasa dibandingkan tanaman lain. Meskipun harga fluktuatif, kualitas tetap menjadi faktor utama, dan petani diharapkan mematuhi standar operasional agar mendapatkan harga yang baik.