Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk tidak mengusung calon gubernur di Jawa Tengah pada pemilihan mendatang. Keputusan ini didasarkan pada beberapa faktor strategis yang berhubungan dengan dinamika politik nasional dan lokal, terutama setelah Muktamar PKB di Bali pekan lalu. Berikut adalah lima alasan utama yang mendasari pertimbangan PKB:
1. Koalisi dan Dukungan Politik: Dalam Muktamar PKB di Bali, partai ini memutuskan untuk mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka serta menyatu dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM). Namun, keputusan tersebut dinilai normatif karena di beberapa daerah seperti Jawa Barat dan Jawa Timur, PKB tetap maju sendiri tanpa berkoalisi dengan KIM. Hal ini menunjukkan bahwa PKB tidak sepenuhnya terikat pada koalisi di semua wilayah.
2. Kekhawatiran Terkait Surat Keputusan Kemenkumham: Setelah Muktamar di Bali, PKB dilaporkan khawatir tidak mendapatkan Surat Keputusan (SK) dari Kementerian Hukum dan HAM. Kekhawatiran ini mendorong PKB untuk lebih mengikuti kepentingan Presiden Jokowi dan Prabowo, terutama di daerah-daerah yang menjadi target kemenangan KIM seperti DKI Jakarta dan Jawa Tengah. Situasi ini diperburuk dengan adanya isu mengenai Muktamar tandingan yang diinisiasi oleh sejumlah mantan fungsionaris PKB dan didukung oleh PBNU, yang dapat mengganggu stabilitas partai.
3. Pertimbangan Pasca Putusan MK: PKB mencermati perkembangan politik pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait syarat calon gubernur dan wakil gubernur. Sementara PKB bisa mengajukan calon sendiri, ada perubahan rencana setelah Kaesang Pangarep yang awalnya dipersiapkan sebagai calon wakil gubernur untuk Ahmad Luthfi, digantikan oleh Taj Yasin, yang berasal dari keluarga NU. Di sisi lain, PDIP mengusung Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi sebagai calon. PKB khawatir jika mereka tetap maju sendiri, basis suara PKB dan NU akan terpecah karena Taj Yasin mendapat banyak dukungan dari warga NU.
4. Kendala Logistik: PKB juga menghadapi kendala logistik jika memutuskan untuk maju sendiri dalam pemilihan gubernur Jawa Tengah. Meskipun ada upaya untuk mencari calon wakil yang memiliki sumber daya finansial, tidak ada jaminan bahwa seluruh kebutuhan untuk strategi pemenangan dapat terpenuhi. Kondisi ini dapat melemahkan kinerja partai dan mengganggu strategi pemenangan.
5. Kemaslahatan Partai: Untuk kemaslahatan partai, PKB mempertimbangkan untuk bergabung dengan pasangan Ahmad Luthfi dan Taj Yasin. Keputusan ini dinilai lebih bijaksana mengingat tantangan yang dihadapi partai jika memutuskan untuk maju sendiri dalam kontestasi politik di Jawa Tengah.