Sebuah kisah inspiratif datang dari warga Dukuh Windan Baru, RT 4/RW 7, Desa Gumpang, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, di mana sebanyak 141 warganya akan melaksanakan ibadah umrah secara bersama-sama bulan ini. Persiapan matang telah dilakukan oleh panitia untuk mewujudkan impian umrah warga satu RT tersebut, meskipun tidak semua warga memiliki kemampuan finansial yang mencukupi.
Ketua panitia, Mahfud Afdarul Chodri (48), menjelaskan bahwa rencana umrah bersama ini telah dipikirkan sejak Oktober 2023 lalu. Antusiasme warga begitu besar, meskipun sebagian dari mereka memiliki penghasilan yang tidak tetap. Oleh karena itu, panitia menyediakan skema cicilan bagi warga yang ingin berpartisipasi.
“Tidak ada paksaan dalam program umrah bersama ini, namun warga banyak yang termotivasi untuk ikut serta. Kami bersama Ustaz Na’im (pembimbing umrah) memberikan pemahaman bahwa ibadah umrah dapat mengangkat kesulitan ekonomi dan hati. Jadi, warga semakin termotivasi untuk berangkat,” ungkap Mahfud saat dihubungi pada Selasa (15/10/2024).
Panitia pun mencari biro perjalanan yang menawarkan harga umrah termurah, dan akhirnya mendapatkan harga sekitar Rp 20 juta. Sejak Oktober tahun lalu, para peserta mulai mencicil biaya umrah mereka, dengan kisaran mulai dari Rp 500 ribu hingga sesuai kemampuan masing-masing.
Saat ini, semua peserta telah melunasi biaya umrah mereka, dan siap untuk berangkat pada Sabtu (26/10/2024) mendatang. “Panitia bekerja dengan niat tulus, tidak mencari keuntungan, dan berkomitmen membantu warga. Kami mengadakan 19 kali rapat sepanjang tahun untuk menyelesaikan kendala-kendala yang ada, terutama untuk membantu warga yang penghasilannya tidak tetap,” tambah Mahfud.
Beberapa cerita unik pun muncul dari perjalanan umrah ini. Salah satunya adalah seorang marbot masjid yang biaya umrahnya ditanggung oleh warga lain secara anonim. Hingga kini, marbot tersebut belum mengetahui siapa yang telah membiayai perjalanannya.
“Ada juga seorang pengemudi ojek online (Ojol) yang akan berangkat umrah setelah mencicil setiap bulan. Meskipun dia merawat ibunya yang sakit, berkat doa ibunya, dia berhasil melunasi biaya umrahnya,” kata Mahfud.
Selain itu, ada warga lain yang setelah mendaftar umrah, mendapat pekerjaan sebagai sopir proyek pembangunan tol Solo-Yogyakarta. Seluruh gajinya selama bekerja disetorkan untuk biaya umrah, sehingga ia dan istrinya kini siap berangkat.
Mahfud menjelaskan bahwa panitia sebenarnya tidak berniat untuk menyebarluaskan rencana keberangkatan 141 warga ini, khawatir dianggap riya. Namun, kabar ini telah menyebar, dan ia berharap cerita ini dapat menginspirasi umat Islam lainnya untuk melakukan hal serupa.
“Kami berharap kisah ini bisa menginspirasi umat Islam lainnya, baik dalam lingkup RT, kompleks, atau kelompok pengajian, untuk berangkat umrah bersama-sama. Semoga ini bisa menjadi contoh yang baik,” tutup Mahfud.